Minggu, 16 Agustus 2009

PEKAN BUDAYA KUANTAN SINGINGI


PACU JALUR (JALUR RACE) Pacu jalur merupakan salah satu kebudayaan kabupaten kuantan singingi yang telah masuk kedalam kalender parawisata nasional.saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan kawasan sekitarnya. Festival yang bernuasa tradisional ini telah juga merupakan bagian dari budaya nasional.Dimana pacu jalur ini merupakan suatu perlombaan perahu dayung tradisional,yang terdiri dari 40-60 pedayung dan berukuran panjang sekitar 25-40 m. Pacu jalur biasanya diadakan sekali setiap tahunnya, biasanya diselenggarakan pada tanggal 23-26 agustus tetapi pada tahun ini festival pacu jalur itu dimajukan menjadi tanggal 6-9 agustus.Pada dasarnya penyelenggaraan festival pacu jalur ini diadakan untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan RI.Biasanya sebelum pacu jalur dimulai,terlebih dahulu diawali dengan Upacara sakral oleh pawang jalur.Seluruh Desa dan Kecamatan di Kabupaten Kuantan Singing mengirimkan wakilnya untuk berpartisipasi dalam lomba tersebut guna memeriahkan pekan budaya tsb.Biasanya, festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung, serta dikunjungi oleh ratusan ribu penonton baik wisatawan domestik maupun mancanegara.Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah.Dan di sisi lain masyarakat menganggap event pacu jalur ini sebagai ajang untuk mencari jodoh. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi Pada acara pembukaan pacu jalur ini dihadiri oleh Gubernur Provinsi Riau dan secara langsung membuka pekan budaya Pacu jalur tahun 2009.Pembukaan kegiatan budaya pacu jalur yang digelar masyarakat Kuantan Singingi berlangsung cukup meriah. Untuk mendapatkan jalur yang handal dan mantap..tentunya diperlukan beberapa proses untuk pembuatan jalur .. proses pembuatannya sbb :Pacu jalur merupakan salah satu kebudayaan kabupaten kuantan singingi yang telah masuk kedalam kalender parawisata nasional.saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan kawasan sekitarnya. Festival yang bernuasa tradisional ini telah juga merupakan bagian dari budaya nasional.Dimana pacu jalur ini merupakan suatu perlombaan perahu dayung tradisional,yang terdiri dari 40-60 pedayung dan berukuran panjang sekitar 25-40 m. Pacu jalur biasanya diadakan sekali setiap tahunnya, biasanya diselenggarakan pada tanggal 23-26 agustus tetapi pada tahun ini festival pacu jalur itu dimajukan menjadi tanggal 6-9 agustus.Pada dasarnya penyelenggaraan festival pacu jalur ini diadakan untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan RI.Biasanya sebelum pacu jalur dimulai,terlebih dahulu diawali dengan Upacara sakral oleh pawang jalur.Seluruh Desa dan Kecamatan di Kabupaten Kuantan Singing mengirimkan wakilnya untuk berpartisipasi dalam lomba tersebut guna memeriahkan pekan budaya tsb.Biasanya, festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung, serta dikunjungi oleh ratusan ribu penonton baik wisatawan domestik maupun mancanegara.Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah.Dan di sisi lain masyarakat menganggap event pacu jalur ini sebagai ajang untuk mencari jodoh. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi Pada acara pembukaan pacu jalur ini dihadiri oleh Gubernur Provinsi Riau dan secara langsung membuka pekan budaya Pacu jalur tahun 2009.Pembukaan kegiatan budaya pacu jalur yang digelar masyarakat Kuantan Singingi berlangsung cukup meriah. Pacu Jalur diselenggarakan di pinggir Sungai Kuantan (Teluk Kuantan) yang juga terkenal dengan nama Tepian Narosa.Ribuan masyarakat tumpah rumah memenuhi tribun dan tepian Narosa. Untuk mendapatkan jalur yang handal dan mantap..tentunya diperlukan beberapa proses untuk pembuatan jalur .. proses pembuatannya sbb :
1.Rapat banjar.
rapat banjar berarti bahwa seluruh masyarakat desa mengunjungi untuk bermusyawarah yang bertujuan mencari pengurus pembuatan jalur tsb. pengurus tersebut bisa dipanggil dengan PARTUO.yang terdiri dari beberapa orang yang akan mengurus proses pembuatan jalur.
2.Kayu jalur atau kayu yang di gunakan untuk pembuatan jalur
jalur terbuat dari batang pohon ya besar yang panjangnya kira-kira 25-40 m, ini di bantu oleh 50-60 krue untuk menemukannya. partuo mempunyai peran penting dalam hal ini. mereka pergi ke hutan dan mereka biasaanya mengikut sertakan seorang yang mempunyai ilmu magic atau sering kita sebut dengan dukun, yang mana dukun tsb membantu untuk menentukan apa ada penunggu pohon atau tidak.
3.Manobang
Setelah kayu di dapatkan partuo mengundang seluruh masyarakat datang ke hutan, dan sebelum memulai menobang mereka mengadakan upacara adat, di mana mereka menyembelih seekor ayam agar mereka selamat selama mereka bertahan di hutan. Upacara ini biasanya di pimpin oleh kepala desa.
4.Tukang jalur
tukang jalur ini berperan dalam pembuatan jalur yang biasanya terdiri dari dua atau tiga orang
5.Maelo jalur
jalur di tarik dari hutan oleh masyarakat desa baik laki-laki maupun perempuan bersama sama datang ke sana ketika telah selesai seluruh masyarakat khususnya para pemuda mereka sangat gembira mereka bersorak-sorak . "AYO,1...2...3... Elooooooooooooooooo!!!!!!!"
6.Mendiang jalur
mendiang jalur maksudnya memanaskan jalur di dekat api besar agar jalur besar dan lebih besar. upacara mendiang jalur ini biasanya di hadiri oleh kepala desa dan seluruh masyarakat desa, ini biasanya di adakan pada malam hari dan juga ada hiburan tradisional seperti talempong hikayat.
7.Setelah seluruh proses terselesaikan jalur siap untuk di turunkan ke sungai dan bergabung mengikuti perlombaan

Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa pacu jalur atau proses pembuatan jalur mempunyai hal positif seperti persahabatan,solidaritas dan rasa persatuan dan kesatuan. saya pikir ini sangat penting untuk dikembangkan,karena ini merupakan bagian dari budaya indonesia.

Thank"s

Sabtu, 08 Agustus 2009

Festival Perahu Baganduang merupakan sebuah atraksi budaya khas masyarakat Kuantan Mudik berupa parade sampan tradisional yang dihiasi berbagai ornamen dan warna-warni yang menarik. Festival menghias sampan tradisional ini diselenggarakan pada saat memasuki Hari Raya Idulfitri. Perahu baganduang mempunyai arti dua atau tiga perahu yang dirangkai/diikat menjadi satu (diganduang) menggunakan bambu dan dihiasi oleh berbagai simbol adat yang berwarna-warni. Tiap desa yang ada di daerah Kuantan Mudik dalam festival ini biasanya mengirimkan perwakilan perahunya untuk dinilai. Dewan jurinya terdiri dari tokoh adat dan ninik mamak yang akan menilai keindahan dan kelengkapan adat yang ada pada perahu peserta. Perahu peserta yang memiliki kriteria lebih, dari sisi keindahan dan adat, akan ditetapkan sebagai pemenangFestival yang merupakan simbol adat masyarakat Kuantan ini sebenarnya memiliki sejarah panjang. Konon, tradisi berlayar dengan perahu baganduang telah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu. Perahu ini biasanya dipakai oleh raja sebagai sarana transportasi. Lambat laun tradisi berlayar ini kemudian dipakai untuk mengantar air jeruk (limau) oleh menantu ke rumah mertua dalam tradisi menyambut Hari Raya Idulfitri. Dalam tradisi masyarakat Kuantan, memang terdapat kebiasaan ritual mandi jeruk (mandi balimau), sebagai simbol perbersihan diri pada pagi hari menjelang Hari Raya Idulfitri. Nah, kebiasaan menggunakan perahu tersebut dirawat dan dipelihara masyarakat setempat dan kini diwujudkan melalui Festival Perahu Baganduang. KeistimewaanFestival Perahu Baganduang merupakan acara lomba yang terbilang ramai dan sekaligus merupakan ritual yang mencerminkan kebesaran adat masyarakat Kuantan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari antusiasme kedatangan masyarakat Kuantan serta pernak-pernik hiasan perahu yang digunakan dalam festival ini. Wisatawan yang berkunjung ke festival ini dapat menyaksikan parade perahu yang di atasnya dibangun rumah-rumahan yang dihiasi dengan berbagai simbol adat yang berwarna-warni, yang sering dinamakan oleh masyarakat setempat dengan nama gulang-gulang. Rumah-rumahan yang dibangun di atas perahu tersebut juga dilengkapi dengan umbul-umbul dan peralatan pusaka tradisional yang ikut menambah cita rasa tersendiri bagi perayaan festival ini. Bagi wisatawan yang menyaksikan Festival Perahu Baganduang ini juga dapat mengunjungi obyek wisata lain yang tak seberapa jauh dari lokasi penyelenggaraan, sepertiAir Terjun Guruh Gemurai dan air terjun lainnya di Desa Cengar.Festival Perahu Baganduang diadakan di Sungai Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau, Indonesia.