Sabtu, 19 Juni 2010

KAU YANG JAUH

Jarak pandang yg terhalanh oleh gunung dan lautan

Namun mata ku senantiasa terpandang ...karena kau ada dalam ingatan..

Aku tak pernah memikirkan kau wujud di hadapan karena cinta mu

Dalam ingatan,kasih mu dalam genggaman,hangatmu dalam pelukan

Setiap detik kau tak pernah kulupakan..karena kau selalu dalam do aku...

Kau selalu dalm bibir ku.kau selalu dalam hatiku..

 

Kau yang jauh dari pandangan ....

Rindu ku menusuk kalbuku..setiap..ku dengar sayup panggilan mu

Seakan memanggil nama ku..

Kadang aku igin terbang menghampiri mu.. tapi daya ku tak sampai..

Kau yang jauh dari pandangan...


Create your own at MyNiceProfile.com


Sabtu, 12 Juni 2010

Pengorbanan Cinta

“ BrakKKK...!!!”
Dinda membanting pintu kamarnya sehingga menimbulkan suara yang memecahkan keheningan di rumah siang itu. Tanganya yang mungil dengan tangkas melemparkan sebuah tas berwarna merah muda ke atas ranjang ynag terleatka di samping meja riasnya. Sejenak ia diam membisu. Matanya melirik ke arah tas merah muda yang ada di atas ranjangnya. Secepat kilat ia meraih tas itu dan mengambil secaraik kertas yang ada di dalamnya. Dengan seksama ia memperhattika tulisan yang ada di kertas putih yang tak bernoda sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya yang empuk.
“ senyummu menggodaku “ tulis di kertas putih itu. Seribu pertanyaan menari-nari di benaknya seketika itu. Ia masih tidak mengerti maksud surat itu.

......

Esoknya Dinda berjalan tergesa-gesa menuju kantor Majelis Guru sambil menarik tangan Riska, teman akrabnya.
“ Ada apa ini din ?’” tanya Riska heran.
“ Pak Risky memanggilku dan menyuruhku segera ke kantor sekarang juga” jawab Dinda denagn terus menarik tangan Riska.
” kamu tidak perlu terburu-buru. Pak Risky memanggilmu bukan karena kamu terlibat dalam masalah itu”, Riska berusaha menenangkan Dinda.
Langkah Dinda langsung berhenti. Bukan karena mendengar ucapan Riska, tetapi karena orang yang dicarinya sudah berdiri didepannya. Pak Risky, itulah panggilan akrabnya, seorang guru olahraga baru disekolahnya. Wajahnya yang tampan membuat seluruh siswa menyukainya dan menaruh perhatian kepadanya.
“ ya, Pak... ada apa?” kata Dinda gugup,
“ Dari mana saja?” tanya pak Risky dengan nada serius membuat dinda semakin takut.
“ Saya baru saja beretemu Dika pak, ia memberu tahu bahwa bapak memanggil saya” jelas Dinda dengan nada suara yang agak bergetar.
“ Jangan takut, Kamu hanya saya suruh untuk mengantikan saya menjadi juri pertandingan basket yang siadakan siang ini “
“ hmmmm,,, mengapa harus saya pak?” tanya Dinda heran
“ saya ingin kamu yang mengantikan saya bukan orang lain” secepat mungkin pak Risky pergi meninggalkan Dinda dan Riska yang sedikit terkejut mendengar penjelsan itu sambil menebarkan senyuman yang menngoda.
“ Huh,,, ku kira ada apa. Rupanya....? kata Dinda
“ Aneh, jarang-jarang loh pak Risky seperti itu,”
“ aku juga bingung, mengapa pak Risky menjadi seperi itu, tetapi tak apalah malah aku sungguh mengaguminya yang seperti ini, dengan wajahnya yang tampan, matanya yang memancarakan sinar dan gayanya yang mempesona membuat hatiku tak dapat berbohong kalau aku benar-benar mengaguminya” ucap Dinda dengan persaannya yang begitu melayang.
“ Ayo, pertandingan akan segera dimulai”, ajak Riska yang sudah tidak sabar ingin menyaksikan pertandingan itu.
Pertandingan dimulai. Semuanya berjalan dengan lancar, suara masing-masing pendukung bersorak-sorai meruntuhkan bangunan disekitarnya dan mengalahkan desiran pasir yang diterbangkan angin siang itu. Di sisi lain terlihat sosok mata elang dari kejahuan yang tertuju kepada Dinda yang sedang mengamati pertandingan begitu serius. Pandangan mata itu begitu tajam, berkilau bagai cahaya berlian. Seketika itu, Dinda merasa ada yang aneh pada dirinya, filingnya mulai bermain, “ Ada apa ini? Akankah sesuatu yang buruk terjadi pada diriku”. alunan senduh dihatinya. Keadaan itu terus belangsung sampai-sampai ada sesuatu yang memang terjadi pada dirinya, seseorang menghampirinya dan berkata “ Din, Jerry mengalami kecelakaan”. Aliran darah yang sebelumnya mengalir tenang tiba-tiba seketika itu mengalir deras, jantungnya berdetak kencang dengan spontan ia berlari dan meninggalkan tempat pertandingan itu. Pemilik mata elang yang selalu memperhatikan tingkah Dinda itu, spontan berlari mengejar dinda dengan arah yang berbeda, di tengah perjalanan menuju gerbang sekolah, pemilik mata yang indah itu bertabrakan dengan tubuh dinda, membuat dinda terjatuh lemah, sang pemilik mata elangpun mendekati dan menolong dinda, mata tajam itu menatap dinda penuh arti, Dinda tertegun malu dan tangan dengan sentuhan halus menolong Dinda dengan perlahan bediri dari jatuhnya dan Dinda kemudian, meninggalkan tempat itu menuju rumah sakit.
Pertandingan basket itu terus berlangsung, posisi Dinda sebagai juri digantikan oleh Pak Risky yang sejak tadi memperhatikan jalanya pertandingan. Pertandingan berjalan dengan tertib sampai berakhir.
.......
Di rumah sakit jerry teman akrab dinda terbaring lesu tak berdaya, air mata mengalir membasahi pipi Dinda, rasanya dinda tak sanggup dengan semua keadaan yang menimpanya, “ aku tidak ingin kehilang orang yang ku sayanggi untuk kedua kalinya”. Selintas terpikir di benaknya tentang sesuatu yang buruk. Orang tua Jerry menyuruh Dinda untuk segera pulang, dengan wajah yang sembab ia pun melangkahkan kaki menuju rumahnya.
Esok paginya, seperti biasanya Dinda kembali bersekolah dengan pikiran yang kusut dan kondisi badan yang lunglai, Dinda tetap mengikuti pelajaran di dalam kelas, suasana kelas mencoba membuat dinda kuat dan tetap bersemangat, teman-temanya selalu menebarkan senyuman yang membuat dirinya ikut tersenyum. Pak Risky, guru yang sangat ia kagumi datang menghampirinya dan mencoba menghiburnya, senda gurau Pak Risky membuat Dinda kembali tersenyum lepas, senyum manja yang dituangkan Dinda membuat hati Pak Risky menjadi senang karena siswinya sudah kembali tersenyum. Senyum Dinda tak henti-hentinya menebar, seiring denagn dikabarkannya bahwa kondidi jerry semakin membaik dan diisukan untuk waktu dekat ia bisa pulang. Mendengar itu semua Dinda bergegas-gegas untuk sesegera mungkin pergi ke rumah sakit.
“ Teng,,,teng,,,teng “. Bunyi lonceng pertanda jam sekolah berakhir.
“ Aku harus sesegera mungkin tiba di rumah sakit “ pikir Dinda sambil berjalan menuju gerbang sekolah. Seketika itu lewat orang yang tak asing lagi bagi Dinda sedang mengendara sepeda motor, itulah Pak Risky dengan kembali menebar senyum manisnya dan gayanya yang mempesona, ia mengajak Dinda untuk segera naik dan bersedia mengantarkannya ke rumah sakit. Dengan senang hati Dinda menerima tawaran Pak Risky itu.
Sambil menikmati indahnya pemandangan disekitar dan tiupan angin yang menyejukkan hati, Dinda dan Pak Risky sedang asyik berbincang-bincang dan sesekali mengeluarkan kata-kata humor canda tawa. Tak lama berbincang-bincang tiba di rumah sakit dengan secepatnya Dinda turun dan melangakh sambil menrik tangan Pak Risky menuju kamar A3, dimana tempat Jerry dirawat. Terlihat kondisi Jerry sudah membaik dan kembali tersenyum. “ Terima kasih ya Allah engkau telah melewatkan masa kritis orang yang ku sayangi” ujar Dinda bersyukur. Mendengar itu Pak Risky tertegun dan entah apa yang dirasakan beliau saat itu yang membuatnya tertegun. Setelah lama disana Dinda dan Pak Risky pun pamit pulang.
Sesampainya di rumah Dinda, dengan mengucapkan terima kasih mengiring Dinda untuk masuk ke rumah sambil lambaian tangan yang mengiring kepergian Pak Risky.
“ Senang sungguh hati ini ku rasa, ku bisa pergi bersama orang yang selama ini kukagumi, aku tak menyangka akan semua ini, apakah ini hanyalah mimpi?” tanyaku lirih di hati. “ aku merasa ada yang berbeda saatku bersamanya, apakah ini yang dinamakan cinta, atau bahkan aku sedang jatuh cinta ?” sejuta pertanyaa di benaknya. Dengan mencoba merebahkan badan di ranjang empuknya, Dinda tetap berpikir.
Pagi pun kembali datang membawa senyuman dunia, Sinar mentari kembali bersinar, “ sudah waktunya untuk berangkat ke sekolah “. ucapnya bergumam. Sesampainya di sekolah, pagi itu tepat Jadwal Pak Risky piket tanpa disengaja dinda bertemu Pak Risky. Dinda mencoba ntuk sapa dirinya, dengar desah suaranya namun malah beliau yang terlebih dahulu menyapanya.
“ Pagi, Dinda”
“ Pagi juga, pak”
“ Sudahkah kamu sarapan?” tanya Pak Risky dengan penuh perhatian
“ Hmm,,, sudah, Pak “. jawab Dinda tertegun malu dan membuat dirinya salah dalam bertingkah dan sesegera mungkin Dinda meminta izin untuk pergi ke kelas.
“ Gayamu yang begitu mempesona dan wajahmu yang rupawan membuatku jatuh hati kepadamu, dihatiku terukir namamu dan adakah aku dihatimu?” pikir Dinda dibenaknya sambil terus melangkah menuju kelasnya.
Alunan- alunan senduh telah bisikan cerita- cerita gelapnya dan telah abaikan mimpi dan ambisinya. Tak berbeda dengan apa yang dirasakan Pak risky, ternyata si pemilik mata elang ini juga telah menaburkan benih-benih cinta di hati Dinda, namun ia tidak berani mengungkapkannya, karena statusnya sebagai seorang guru namun rasa itu tak mampu lagi ia pendam di hatinya.
Sepulang sekolah Pak Risky mencoba untuk mengutarakan semua perasaan yang ada dihatinya walaupun nantinya terjadi sesuuatu yang tak diinginkan. Seperti biasanya tepat pukul 13.45 jam sekolah berakhir, Dinda yang sedang berjalan di taman sekolah dikejutkan oleh suara bass yang memanggilnya, ternyata desah suara Pak Risky, Dinda ditemui Pak Risky di taman sekolah kemudian dibawanya ke warung di sebelah sekolah. Dinda merasa sesuatu yang aneh, ia merasakan sesuatu yang tidak biasanya terjadi. Ketika itu mata elang milik seorang yang ia kagumi menatap tajam matanya hingga menrik hatinya. Darahnya mengalir deras, detak jantung semakin cepat, tangannya dingin seperti es yang membeku.
Dengan terbata-bata Pak Risky, mengutarakan isi hatinya yang sebenarnya. “Senyummu, dirimu menyadarkanku, bahwa kaulah pengganti dirinya, sebelumya ku tak mudah membagi rasa ini kepada siapapun, namun sekarang semuanya berbalik 180 derajat, karena kau disini hilanglah semua rasa bimbang, tangis kesepian dan kau buat ku bertanya apakah aku jatuh cinta kepadamu, jika itu memang benar adanya, maukah engkau terus menjadi orang yang mnehilangkan rtangiskesepian didiriku?”
Dinda lama terdiam setelah mendengar hal itu, ia bahkan tidak menjawab pertanyaan itu dan hanya berkata “ Dinda sebenaranya mengagumi bapak, dan mungkin malah jatuh cinta kepada bapak, jujur selama ini dinda mersa nyaman didekat bapak, berbeda ketika Dinda didekat Jerry, didekat Jerry, Dinda hanya merasa bahwa rasa kasih sayang yang dinda berikan itu sekedar kasih sayang antara kakakk dan adik. Tapi, pantaskah kitamempunyai hubungan yang special, bukankah dinda siswi dan bapak adalah seorang guru, “. jelas Dinda.
Seketika itu terdengar bunyian “ Ccccahh” bunyi gelas yang terjatuh dari atas meja dan terlihat seseorang yang sejak tadi berada ditempat itu berlari setelah mendengarkan semuanya. Jerry yang sebenarnya menaruh perhatian kepada Dinda spontan berlari dari tempat itu. Terlihat dari kejahuan seseorang itu memakai baju kaos hitam. Spontan Dinda berkata “ Jerry,,, itu jerry “ katanya sambil mengejar jerry dan meninggalkan Pak Risky. Dinda berlari sekencang-kencangnya dan berusaha memberikan penjelasan kepada Jerry. Jerry yang sudah begitu jauh berlari menghampiri Dinda, karena ia melihat Dinda sudah terduduk lemah di dekat sebuah pohon dan ia tidak tega melihat dinda seperti itu. Dengan nada lembut, Dinda menjelaskan semuanya dan Jerry akhirnya mengerti akan semua itu. Semenjak kejadian itu Dinda tidak lagi berani untuk menemui Pak Risky dan berusaha menjahuinya meski terpaksa.
THE END

Jumat, 04 Juni 2010

SALAH AKU MEMBERIMU SECERCA HARAPAN

Seperti biasanya, setelah bel berbunyi, pertanda waktunya untuk istirahat,, aku dan teman-temanku bergegas menuju kantin,, dikantin aku bertemu dengan temanku, yang juga teman sekelasku,, ia berkata kepadku “ jess,, ada yang menyampaikan salam untuk mu,, “ “ha,,, menyampaikan salam,, siapa ??”. jawab ku dengan heran,,, “ dia kakak keas kita,” “oww,, y wa’alaikum salam, “ jawab ku kembali dengan santai... Setelah selesai berbelanja di kantin, kami segera menuju ke kelas karena bel tanda masuk sebentar lagi akan berbunyi. “ayo, teman-teman kita kembali ke kelas, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi” Kata Amel sambil membawa kami ke luar kantin. Dengan melangkah cepat kami segera pergi menuju ke kelas, disebabkan guru yang mengajar pelajaran selanjutnya begitu cepat masuk kelas. Sesampainya kami di depan ruang majelis guru bel pun berbunnyi dan kami berlari tergesa-gesa dan untungnya ibu yang penuh ekspresi itu belum masuk. Tak lama setelah kami datang, beliau masuk kelas, dan mengucapkan selamat siang kepada kami semua. Dengan semangat kami pun menjawab salamnya “ Selamat siang juga bu “. Dan Sesegera mungkin beliau memulai pelajaran dengan terlebih dahulu menebarkan senyumannya yang manis. Detik demi detik tak terasa jam pelajaran pun berlalu,, seluruh siswa bersiap-siap melaksanakan sholat berjamaah.Dengan suara azan yang merdu membuat ku bersegera untuk pergi ke rumah Sang pencipta.sesampainya aku dirumah sang khalik, suara azanpun berhenti dan bersiap untuk melaksankan sholat berjamaah. Setelah selesai melaksanakan sholat, sepert biasanya aku berdzikir dan berdoa terlebih dahulu, tiba-tiba aku merasakan ada seseuatu yang aneh dengan diriku, “ada yang sedang memperhatikan ku”,, firasatku berkata begitu.Ku cari siapa yang sedang memperhatikanku itu,, mataku terus memperhatikan setiap kepala di sekitar ku,, dengan terkejut, disisi kiriku mataku terhenti dan melihat seseorang yang sedang memperhatikanku, matanya begitu tajam dan pandangannya begitu mandalam, membuat ku takut untuk melihatnya dan akupun menjadi malu dibuatnya. Kemudian dengan melangkah secepat mungkin,setelah selesai berdoa aku menuju kelas. Sesampainya di kelas, lagi-lagi temanku yang tadinya memberitahu ku tentang seseorang yang menyampaikan salam kepadaku, ia kembali berkata hal yang sama. Ini membuat ku bertambah penasaran kepada seseorang itu.. dengan rasa penasaran yang memuncak aku langsung bertanya kepadanya “ siapa dia ?” “ dia kakak kelas kita “ “aku tahu itu, tetapi bolehkah aku tahu siapa namanya ?” “ooo,, maksud kamu panggilan nya.. biasanya dia dipanggil dengan bg raffi..” “bg raffi ?, aku tidak kenal dengannya,seringkah dia menanyakan tentang diriku kepada mu?”. “boleh dikatakan sering, sampai- sampai ia seringkali memintaku untuk menyampaikan salam kepadamu”, hmmm,,, aku menjadi ingin tahu siapa bg raffi itu, “ maukah kamu memberitahuku bg raffi itu ?” “ Ok lah kalu begitu” jawab widya. Tak lama setelah kami bercerita, ternyata di sisi sampingku lewat sesorang. Dan seseorang itu adalah bg raffi yang selama ini membuat aku mati penasaran. Aku sungguh terkejut melihat ia, aku yang sebelumnya tidak mengetahui dirinya sungguh tidak menyangka akan semua ini. Dengan menebarkan senyumnya yang manis , ia lewat disampingku dan sekejap itu juga aku dengan spontan membalas senyumannya. Detak jantungku berdisko, hatiku bergetar dan aku bingung dengan apa yang aku alami. Sedang asyiknya bercerita Bel pun kembali berbunyi pertanda masuk kelas, seperti biasanya aku segera masuk kelas. Dengan perasaan yang senang akupun bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Tak terasa waktu pelajaranpun berakhir. Sepulangnya dari sekolah, Kuletakkan tasku di atas ranjang,kulepas pakaianku,.seketika itu Samar-samar kudengar bunyi SMS. Aneh, nomor yang tidak aku kenal. ”Selamat siang, maaf saya menganggu, bolehkah aku berkenalan,aku ingin mengenalmu,orang yang selalu ada dipikiranku?” Sambil sedikit merasa heran akan semua itu, aku lekas menjawabnya “siapa ini ?, dapatkah ananda menyebutkan nama ananda?”. “ aku adalah orang yang selalu memperhatikanmu”,balas nya Spontan pikiranku langsung tertuju padannya, aku tidak ingin menerka siapa itu, aku ingin ia mengatakan siapa ia sebenarnya. Dalam menungku ku masih mempertanayakan siapa itu,rasa penasaranku semakin memuncak, namun ku tak ingin untuk memaksanya mengatakan siapa ia sebenarnya. ........OoooOooooO........ Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, waktunya aku bersiap-siap untuk mengikuti les sore.sesampainya di sekolah, handphoneku kembali berbunyi,lagi-lagi sms dari nomor yang sama,” kamu cantik hari ini “ Aku menjadi heran menerima sms itu, menurutku ia sedang berada di dekatku, mataku dengan tajamnya memperhatikan keadaan disekelilingku,, dalam pandanganku tak seorangpun berada disekitarku, teman-temanaku sudah berada di dalam kelas,, keingintahuanku pun semangin memuncak. Sambil menoleh kian kemari aku memasuki ruang kelas, tiba-tiba kakiku tersandung dan keningku terkena pintu.,semua teman-teman tertawa,aku pun salah tingkah, akupun menjadi malu.” Ini gara-gara dia”, pikirku. Aku mencoba untuk berkonsentrasi mengikuti pelajaran dengan penuh semangat aku berhasil berkonsentrasi mengikuti les pada sore itu. Sepulang dari les,seperti hari-hari biasanya aku menghirup udara sore dengan bersantai-santai duduk didepan rumah seperti biasanya. Angin sepoi-sepoi yang berhembus kencang, membuat aku terbawa suasana dan seketika itu aku terdengar deringnya bunyian handphonekun yang kuletak di sampingku. “1 message from 085265xxxxxx” tertera di handphone, lagi-lagi masih nomor yang sama.Melihat sms itu membuat diriku enggan untuk membukanya, namun aku tak dapat membohongi perasaanku akan rasa penasaranku yang mendalam tentang dirinya.” Aku ingin menemuimu esok di depan sekolah “.. tulis sms itu. Melihat sms itu ingin rasanya aku membalasnya tapi aku berusaha untuk menahan hasratku untuk membalasnya agar aku berkesan tak peduli akan hal ini, namun aku sungguh memperduliakannya. Esok paginya waktu ku untuk pergi ke sekolah seperti biasanya, hatiku berdebar kencang,, ntah apa penyebabnaya,aku ingin segera mungkin pergi ke sekolah, aku sungguh ingin mengetahui siapa dia. Tak lama tiba disekolah, aku berjalan berkeliling sekolah,,persaanku merasa bahwa ada yang mengikuti dibelakangku,ada hasrat ingin menoleh kebelakang namun aku mencoba untuk menahan haysrat itu, namun aku mulai memperlambat langkahku, seseorang yang berada dibelakangku itu ternyata ia adalah bg raffy, aku terkejut dan tak menyangka, seketika itu ia menyapaku dan membawaku untuk berbincang-bincang, ternyata sungguh diluar dugaan ku selama ini,, ia yang ku liat pendiam dan sedikit tertutup, semua itu memutar balikan semua opiniku tentang dirinya. Hari ke hari aku sering bercerita denganya dan bercanda tawa denganya. Suasana disekolah tambah menyenangkan kurasa semenjak aku mengenal dirinya. Pada suatu hari kondisi badanku tidak baik namun aku tetap pergi ke sekolah,selama mengikuti pelajaran, aku tetap berusah untuk berkonsentarsi namun badanku berasa tidak kuat lagi, teman disampingku segera membawaku ke UKS, kepala ku begitu sakit, aku merasa bahwa bumi ini berputa bak roda sepeda yang sedang berjalan dan suhu tubuhku meningkat. Bg raffy yang mengetahui aku sedang sakit dan sedang berada di UKS, ia segera menjengukku dan membawakanku obat penurun panas , aku sungguh merasakan perhatiannya pada ku, samapi-sampai ia rela untuk tidak mengikuti pelajaran di dalam kelas. Tak lama kemudian orang tuaku datang menjemputku dan akupun dibawa pulang untuk beristirahat. Dua hari lamanya ku beristirahat di rumah selama itu pula jari-jariku selalu berada di handphone, kata-kata indahnya membuatku semakin bersemangat untuk melawan sakitku ini. Dengan semangat yang diberikannya akhirnya aku terbebas dari sakit yang selama ini membuat ku tak dapat bertemunya. Hari pertama aku masuk sekolah setelah aku sembuh dari sakitku, aku disuguhkan dengan suatu yang sebenarnya tak kuharapakan,dan aku di todong sejuta pertanyaan ,dengan pertanyaan yang memutar balikan kepalaku.. “ hmm,, maaf sebelumnya kalau pertanyaan ini membuat adik tidak senang kepada abang, sebenarnaya abang sudah lama ingin mengungkapkan hal ini, namun abang rasa saat inilah waktu yang tepat untuk abang menyatakanya, persaan ini tidak lagi bisa abang pendam, karena abang sangat menyayangi adik,, sudah lama kita bergaul bersama dan abang tidak bisa memungkiri untuk menyukai adik yang selama ini berada dipikiran bang, abang kira tak ada salahnya kalu abang memiliki perasaan yang special kepada adik,, abang sayang adik”, mendengar hal itu,, jantungku seketika itu berdisko, hati ku berdebar-debar,, pikiranku berbolak-balik, “apa yang seharusnya aku lakukan ?”,terlintas pertanyaann itu dibenakku, Akankah aku jujur kepadanya tentang semua ini siapa kau sebenarnaya, aku sadar kalau selama ini aku memberikannya harapan,, namun itu semua aku lakukan aku sungguh menyanyanginya,, tapi sebenarnya aku tidak bisa memungkiri bahwa sesungguhnya aku sudah memiliki seorang kekasih meskipun kami jarang bertemu dan meskipun kami dipisahkan karena jarak yang mengharuskan kami untuk menjalin hub jarak jauh ( long distance).dan sunnguh aku tidak bisa membohongi persaanku bahwa aku lebih menyayangi Bram dan sekedar menyayangi bg raffi sebagai kakak.
.......OOOoooOOO...........